Desain Sistem
DESAIN
SISTEM
(SYSTEM DESIGN)
1.
Pengertian
Desain sistem dapat diartikan sebagai berikut :
1.
Tahap setelah analisis dari siklus
pengembangan sistem
2.
Pendefinisian dari
kebutuhan-kebutuhan fungsional
3.
Persiapan untuk rancang bangun implentasi
4.
Menggambarkan bagaimana suatu
sistem dibentuk
5.
Sistem dibentuk dapat berupa
penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa
elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi
6.
Termasuk menyangkut mengkonfigurasi
dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem.
Tujuan dari desain sistem secara umum
adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Desain sistem secara umum merupakan
persiapan dari desain terinci. Desain secara umum mengidentifikasikan
komponen-komponen sistem informasi yang akan didesain secara rinci. Desain
terinci dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang akan
mengimplementasi sistem. Tahap desain sistem secara umum dilakukan setelah
tahap analisis sistem selesai dilakukan dan hasil analisis disetujui oleh
manajemen.
Desain sistem dapat dibagi dalam dua
bagian, yaitu desain sistem secara umum (general
systems design) dan desain sistem terinci (detailed systems design) desain sistem secara umum disebut juga dengan desain secara
makro (macro design). Desain sistem
terinci disebut juga dengan desain sistem secara phisik (physical system design) atau desain internal (internal design).
2.
Tujuan
Tahap desain sistem mempunyai dua maksud
atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut :
1.
Untuk memenuhi kebutuhan kepada
pemakai sistem
2.
Untuk memberikan gambaran yang
jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli
teknik lainnya yang terlibat.
Tujuan kedua ini lebih condong pada desain sistem yang
terinci, yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap untuk nantinya
digunakan untuk pembuatan progam komputernya.
Untuk mencapai tujuan ini, analis
sistem harus dapat mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut :
1.
Desain sistem harus berguna, mudah
dipahami dan nantinya mudah digunakan. Ini berarti bahwa data harus mudah
ditangkap, metode-metode harus mudah diterapkan dan informasi harus mudah
dihasilkan serta mudah dipahami dan digunakan.
2.
Desain sistem harus dapat mendukung
tujuan utama perusahaan sesuai dengan yang didefinisikan pada tahap perencanaan
sistem yang dilanjutkan pada tahap analisis
sistem.
3.
Desain sistem harus efisien dan
efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi, pelaporan manajemen dan
mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas-tugas
yang lainnya yang tidak dilakukan oleh komputer.
4.
Desain sistem harus dapat
mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing-masing komponen dari
sistem informasi yang meliputi data dan informasi, simpanan data,
metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak
dan pengendalian intern.
3.
Personil
Yang Terlibat
Pekerjaan desain sistem dilakukan
oleh analis sistem dan personil-personil teknik lainnya, seperti misalnya
spesialis pengendalian (controls
specialists), personil penjamin kualitas (quality assurance personil), spesialis komunikasi data (data communications specialists) dan
lain sebagainya.
Banyak analis sistem yang mendesain
sistem informasi tanpa partisipasi yang berarti dari pemakai sistem. Hasil dari
ketidak-terlibatan pemakai sistem ini akan mengakibatkan kurang puasnya pemakai
sistem terhadap cara sistem bekerja (bahkan sistem tidak dapat memenuhi
kebutuhan pemakai). Oleh karena alasan ini, maka pemakai sistem seharusnya juga
terlibat dalam tahap desain sistem. Pemakai sistem paling tidak dapat mengkaji ulang
komponen-komponen sistem informasi yang didesain, seperti misalnya :
§
Pemakai sistem seharusnya mengkaji
ulang tata letak (layout) dari semua
laporan-laporan dan bentuk-bentuk tampilan di layar terminal.
§
Pemakai sistem juga seharusnya
menilai arus percakapan dari dialog layar terminal.
§
Pemakai sistem juga seharusnya
menilai cara penangkapan data, pengolahan dari data tersebut dan distribusi informasinya.
4.
Desain
Sistem Secara Umum
Analisis sistem dapat mendesain model
dari sistem informasi yang diusulkan dalam bentuk physical systems dan logical
model. Bagan alir sistem (systems flowchart)
merupakan alat yang tepat digunakan untuk menggambarkan physical systems. Simbol-simbol bagan allir sistem ini menunjukkan
secara tepat arti fisiknya, seperti simbol terminal, hard disk, laporan-laporan.
Logical
model dari sistem informasi lebih menjelaskan kepada user bagaimana nantinya fungsi-fungsi di
sistem informasi secara logika akan bekerja. Logical model dapat digambar dengan menggunakan diagram arus data (data flow diagram). Arus dari data di
diagram arus data dapat dijelaskan dengan menggunakan kamus data (data dictionary).
Sketsa dari physical systems dapat menunjukkan kepada user bagaimana nantinya sistem secara fisik akan diterapkan.
Pengolahan data dari sistem informasi berbasis komputer membutuhkan
metode-metode dan prosedur-prosedur. Metode-metode dan prosedur-prosedur ini
merupakan bagian dari model sistem informasi (model prosedur) yang akan
mendefinisikan urut-urutan kegiatan untuk menghasilkan output dari input yang
ada. Metode (method) adalah suatu
cara untuk melakukan suatu kegiatan. Suatu prosedur merupakan rencana tahap
demi tahap untuk menerapkan suatu metode. Bagan alir sistem (systems flowchart) merupakan alat
berbentuk grafik yang dapat digunakan untuk menunjukkan urut-urutan kegiatan
dari sistem informasi berbasis komputer ini. Seringkali gambar bagan alir
sistem untuk sistem informasi juga dapat digabung dengan bagan alir formulir
dalam perusahaan untuk menunjukkan hubungan dan prosedur antara sistem
informasi dengn sistem-sistem lainnya di perusahaan.
Pada tahap desain secara umum,
komponen-komponen sistem informasi dirancang dengan tujuan untuk
dikomunikasikan kepada user bukan untuk pemrogram. Komponen sistem informasi
yang didesain adalah :
1. Desain
Output
Output (keluaran) adalah produk dari sistem informasi yang
dapat dilihat. Istilah output ini kadang-kadang membingungkan, karena output
dapat terdiri dari macam- macam jenis. Output dapat berupa hasil di media keras
(seperti misalnya kertas, microfilm) atau hasil di media lunak (berupa tampilan
di layar video). Disamping itu output dapat berupa hasil dari suatu proses yang
akan digunakan oleh proses lain dan tersimpan di suatu media seperti tape, disk atau kartu. Yang akan dimaksud dengan output pada tahap desain
ini adalah output yang berupa tampilan di media keras atau di layar video.
Output dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe, yaitu
:
a)
Output Intern (internal output)
Adalah output yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan manajemen.
Output ini akan tetap tinggal di dalam perusahaan dan akan disimpan sebagai arsip
atau dimusnahkan bila sudah tidak digunakan lagi. Output jenis ini dapat berupa
laporan-laporan terinci, laporan-laporan ringkasan dan laporan-laporan lainnya.
b)
Output Ekstern (external
output)
Adalah output yang akan didistribusikan kepada pihak luar
yang membutuhkannya. Contoh output ekstern adalah faktur, check, tanda terima
pembayaran dan lain sebagainya. Banyak output ekstern ini dibuat di formulir
yang sudah tercetak sebelumnya (preprinted
form) dan sistem informasi hanya menambahkan bagian-bagian tertentu yang
masih harus diisi.
Bentuk atau format dari output dapat berupa
keterangan-keterangan (narrative),
tabel atau pabrik. Yang paling banyak dihasilkan adalah output yang berbentuk
tabel. Akan tetapi sekarang dengan kemampuan teknologi komputer yang dapat
menampilkan bentuk grafik, maka output berupa grafik juga mulai banyak
dihasilkan, terutama ooutput untuk keperluan manajemen tingkat menengah ke
atas.
2.
Desain Input
Bila berpikir tentang input, biasanya juga akan berpikir
tentang alat input (input device)
yang akan digunakan, semacam keyboard,
card reader dan lain sebagainya. Alat input dapat digolongkan ke dalam 2
golongan, yaitu alat input langsung (online
input device). Alat input langsung merupakan alat input yang langsung
dihubungkan dengan CPU, misalnya adalah keyboard,
mouse, touch screen dan lain sebagainya. Alat input tidak langsung adalah
alat input yang tidak langsung dihubungkan dengan CPU, misalnya KTC (key-to-card), KTT (key-to-tape) dan KTD (key-to-disk).
Tergantung dari alat input yang digunakan, proses dari input
dapat melibatkan dua atau tiga tahapan utama, yaitu :
a.
Penangkapan data (data capture)
Merupakan proses mencatat kejadian nyata
yang terjadi akibat transaksi yang dilakukan oleh organisasi ke dalam dokumen
dasar. Dokumen dasar merupakan bukti transaksi.
b.
Penyiapan data (data preparation)
Yaitu mengubah data yang telah ditangkap ke dalam bentuk
yang dapat dibaca oleh mesin (machine
readable form, misalnya kartu plong, pita magnetik atau disk magnetik).
c.
Pemasukan data (data entry)
Merupakan proses membacakan atau memasukkan data ke dalam
komputer.
Input dapat dikelompokkan ke dalam :
a)
Input ekstern (external input)
Adalah input yang berasal dari luar organisasi,
seperti misalnya faktur pembelian, kwitansi-kwitansi dari luar organisasi.
b)
Input intern (internal input)
Adalah input yang berasal dari dalam organisasi, seperti
misalnya faktur penjualan, order penjualan dan lain sebagainya.
3. Desain
Database
Basis data (database)
merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya,
tersimpan di simpanan luar komputer dan digunakan perangkat lunak tertentu
untuk memanipulasinya. Database merupakan
salah satu komponen yang penting di sistem informasi, karena berfungsi sebagai
basis penyedia informasi bagi para pemakainya. Penerapan database dalam sistem informasi disebut dengan database system. Sistem basis data (database system) ini
adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang
saling berhubungan satu dengan lainnya dan membuatnya tersedia untuk beberapa
aplikasi yang bermacam- macam di dalam suatu organisasi.
4. Desain
Kontrol
Suatu sistem merupakan subyek dari mismanajemen,
kesalahan-kesalahan, kecurangan-kecurangan dan penyelewengan-penyelewengan umum
lainnya. Pengendalian yang diterapkan pada sistem informasi sangat berguna
untuk tujuan mencegah atau menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
(kesalahan- kesalahan atau kecurangan-kecurangan). Pengendalian intern juga
dapat digunakan untuk melacak kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi sehingga
dapat dikoreksi.
Dalam pengembangan suatu sistem informasi, analis dan
perancang sistem harus memikirkan pengendalian yang ada atau yang akan
diterapkannya. Sistem informasi sebagai sistem yang terbuka (open system) tidak bisa dijamin sebagai
suatu sistem yang bebas dari kesalahan-kesalahan atau kecurangan-kecurangan.
Apabila sistem tersebut dilengkapi dengan suatu pengendalian yang berguna untuk
mencegah atau menjaga hal-hal yang negatif tersebut, maka sistem akan dapat
terus melangsungkan hidupnya. Pengendalian yang baik merupakan cara bagi suatu
sistem informasi untuk melindungi dirinya dari hal- hal yang merugikan.
Pengendalian dalam sistem informasi dapat dikategorikan lebih lanjut ke dalam
pengendalian umum (general control)
dan pengendalian aplikasi (application
control).
Pengendalian secara umum merupakan pengendalian diluar
aplikasi pengolahan data yang terdiri dari :
1.
Pengendalian organisasi
Pengendalian organisasi ini dapat dilakukan dengan
cara melakukan pemisahan tugas (segregatian
of duties) dan pemisahan tanggungjawab (segregation
of responsibilities) yang tegas.
2.
Pengendalian dokumentasi
Dokumentasi ini penting untuk
keperluan-keperluan sebagai berikut :
a.
Mempelajari cara mengoperasikan sistem
b.
Sebagai bahan training
c.
Dasar pengembangan sistem lebih lanjut
d.
Dasar bila akan memodifikasi atau
memperbaiki sistem di kemudian hari
e.
Materi acuan bagi pemeriksa sistem dokumentasi
3.
Pengendalian perangkat keras
Pengendalian
perangkat keras (hardware control)
merupakan pengendalian yang sudah dipasang di dalam komputer itu (built in) oleh pabrik pembuatnya untuk
mendeteksi kesalahan atau tidak berfungsinya perangkat keras (hardware mulfunction). Pengendalian
perangkat keras dapat berupa pemeriksaan pariti (parity check), pemeriksaan gaung (echo check), pemeriksaan baca setelah rekam (read after write check), pemeriksaan baca ulang (dual read check), pemeriksaan validitas
(validity check) dan pemeriksaan
kesalahan lain-lain (miscellaneous errors
check).
4.
Pengendalian keamanan fisik
Pengendalian terhadap keamanan fisik perlu dilakukan untuk
menjaga keamanan terhadap perangkat keras, perangkat lunak dan manusia di dalam
perusahaan. Bila
pengendalian keamanan fisik tidak dilakukan secara mestinya,
maka dapat mengakibatkan menurunnya operasi kegiatan,
membahayakan sistem, hilangnya atau
menurunnya pelayanan kepada langganan,
hilangnya harta kekayaan milik perusahaan
5.
Pengendalian keamanan data
Menjaga integritas dan keamanan data merupakan pencegahan
terhadap data yang tersimpan di simpanan luar supaya tidak hilang, rusak dan
tidak diakses oleh orang yang tidak berhak.
6. Pengendalian komunikasi
Jika sistem informasi menggunakan suatu network komunikasi
untuk mentransmisikan data dari satu tempat ke tempat lain, analis sistem harus
memikirkan pengendalian untuk ini. Pengendalian komunikasi dimaksudkan untuk
menangani kesalahan selama proses mentransmisikan data dan untuk menjaga
keamanan dari data selama pengiriman data tersebut. Pengendalian ini ditujukan
untuk menangani kesalahan transmisi dan keamanan data sewaktu transmisi.
5. Desain
Teknologi
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan
model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan
membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3
bagian utama, yaitu perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software) dan
teknisi (humanware atau brainware).
Teknologi perangkat keras komputer dapat terdiri dari :
a.
Alat masukan : Alat masukan (input
device/input unit/ input equipment) adalah alat yang digunakan untuk
menerima masukan data juga untuk memasukkan program.
b. Alat pemroses adalah alat
dimana instruksi-instruksi program diproses untuk mengolah data yang dimasukkan
lewat alat input yang hasilnya akan ditampilkan di alat output. Alat pemroses
terdiri dari central processor unit (CPU)
dan main memory.
c.
Alat output : Output yang dihasilkan dari pengolahan data
dapat digolongkan ke dalam :
a)
Tulisan, terdiri dari huruf, kata,
angka, karakter khusus dan simbol-simbol lain
b)
Image,
di dalam suatu bentuk grafik atau gambar
c)
Suara, dalam bentuk musik atau omongan
d)
Bentuk yang dapat dibaca oleh mesin
(machine-readable form), dalam bentuk
simbol yang hanya dapat dibaca dan dimengerti
komputer.
d. Simpanan luar : Simpanan luar dapat digolongkan ke
dalam direct-access storage device (DSSD)
atau alat simpanan pengaksesan langsung dan sequential-access
storage device (SASD) atau alat simpanan pengaksesan urut.
Perangkat lunak dapat dikategorikan ke
dalam :
a.
Perangkat lunak sistem operasi (operating
system), yaitu program yang ditulis untuk
mengendalikan dan mengkoordinasi kegiatan dari sistem komputer
b.
Perangkat lunak bahasa (language
sofware), yaitu program yang digunakan untuk
menterjemahkan instruksi-instruksi yang ditulis dalam bahasa pemrograman ke
dalam bahasa mesin supaya dapat dimengerti oleh komputer
c.
Perangkat lunak aplikasi (application
software), yaitu program yang ditulis dan
diterjemahkan oleh language software untuk
menyelesaikan suatu aplikasi tertentu.
5.
Langkah
Desain Sistem
Desain output secara umum ini dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Menentukan kebutuhan output dari
sistem baru
Output yang akan didesain dapat ditentukan dari diagram
arus data, DAD, sistem baru yang telah dibuat. Output di DAD ditunjukkan oleh
arus data dari suatu proses ke kesatuan luar atau dari suatu proses ke proses
lainnya.
2.
Menentukan parameter dari output
Setelah output-output yang akan didesain telah dapat
ditentukan, maka parameter dari output selanjutnya juga dapat ditentukan.
Parameter ini meliputi tipe dari output, formatnya, media yang digunakan, alat
output yang digunakan, jumlah tembusannya, distribusinya dan periode output.
Yang perlu didesain secara rinci untuk
input adalah bentuk dari dokumen dasar yang digunakan untuk menangkap data,
kode-kode input yang digunakan dan bentuk dari tampilan input di alat input.
Untuk tahap desain input secara umum, yang perlu dilakukan oleh analis sistem
adalah mengidentifikasi terlebih dahulu input-input yang akan didesain secara
rinci tersebut. Langkah-langkah ini adalah sebagai berikut :
- 1. Menentukan kebutuhan input dari
sistem baru
Input yang akan didesain dapat ditentukan
dari DAD sistem baru yang telah dibuat. Input di DAD ditunjukkan oleh arus data
dari suatu kesatuan luar ke suatu proses dan bentuk tampilan input di alat
input yang ditunjukkan oleh suatu proses memasukkan data.
- 2. Menentukan parameter dari input
Setelah input-input yang akan didesain telah dapat
ditentukan, maka parameter dari input selanjutnya juga dapat ditentukan.
Parameter ini meliputi :
a)
bentuk dari input, dokumen dasar
atau bentuk isian di alat input (dialog layar
terminal)
b)
sumber input
c)
jumlah tembusan untuk input berupa
dokumen dasar dan distribusinya
d)
alat input yang digunakan
e)
volume input
f)
periode input
Untuk tahap desain database secara umum, yang perlu dilakukan oleh analis adalah
mengidentifikasi terlebih dahulu file-file yang diperlukan oleh sistem
informasi. File-file database yang
dibutuhkan oleh sistem dapat dilihat pada desain model yang digambarkan dalam
bentuk diagram arus data. Langkah-langkah desain database secara umum adalah sebagai berikut :
1.
Menentukan kebutuhan file database untuk sistem baru
File yang dibutuhkan dapat ditentukan dari DAD sistem baru
yang telah dibuat.
2. Menentukan
parameter dari file database
Setelah file-file yang dibutuhkan telah dapat ditentukan,
maka parameter dari file selanjutnya juga dapat ditentukan. Parameter ini
meliputi :
a)
Tipe dari file : file induk, file
transaksi, file sementara dan lain sebagainya
b)
Media file : hard disk, diskette atau pita magnetik
c)
Organisasi dari file : apakah file
tradisional (file urut, ISAM atau file akses langsung) atau organisasi database
(struktur berjenjang jaringan atau hubungan.
d)
Field kunci dari file.
6.
Tekanan
Dalam Desain
Perancang sistem informasi juga harus
memperhatikan sejumlah design forces (tekanan-tekanan
desain) yang mempengaruhi kerjanya,
yaitu :
1. Integrasi (integration)
Sistem
informasi harus didesain terpadu diantara unit-unit di dalam organisasi. Suatu sistem
informasi yang ada di antara unit-unit organisasi atau departemen- departemen
harus dapat berhubungan dan berkomunikasi dengan baik. Teknologi komunikasi
data dapat diterapkan untuk maksud integrasi ini. Integrasi ini perlu, karena
organisasi harus dipandang sebagai satu kesatuan unit sistem. Sasaran dari
sistem informasi adalah untuk menyediakan informasi multilevel, cross-functional, tepat waktu, akurat, relevan kepada
semua komponen organisasi. Oleh karena itu, sistem informasi yang terpadu perlu
dirancang di dalam organisasi.
2. Jalur pemakai/sistem (user/system
interface)
Sistem
informasi berbasis komputer semakin melibatkan interaksi langsung antara
manusia sebagai pemakai sistem dengan mesin. Elemen yang kritis dari desain
sistem ini adalah jalur pemakai (user
interface). Jalur ini terdiri dari layar terminal, keyboard, alat-alat lainnya, bahasa komputer dan cara-cara lain
supaya user dapat bertukar input dan output dengan mesin.
3. Tantangan-tantangan persaingan (competitive forces)
Sekarang
ini organisasi telah masuk kedalam era persaingan yang tajam. Organisasi yang
ingin bertahan dan sekaligus berkembang di masa mendatang harus memikirkan
persaingan ini. Informasi merupakan salah satu senjata yang dapat membantu
organisasi untuk bersaing. Desain dari sistem informasi harus mempertimbangkan
lingkungan-lingkungan persaingan (competitive
environments) yang ada. Lingkungan-lingkungan persaingan ini dapat berupa
manajemen, aneka ragam produk dan jasa, dan produktifitas. Sistem informasi
harus dapat menyediakan informasi bagi manajemen untuk melakukan kegiatannnya.
4. Kualitas dan kegunaan informasi (information quality and usability)
Sistem
informasi harus dapat menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu tepat pada
waktunya (timely), tepat nilainya (accurate) dan relevan (relevance). Untuk dapat menghasilkan hal
ini, maka informasi tersebut haruslah berguna bagi yang akan memakainya.
5. Kebutuhan-kebutuhan sistem (systems requirements)
Kebutuhan-kebutuhan
sistem (systems requirements) yang
harus diperhatikan dalam mendesain sistem informasi adalah :
a.
Keandalan (reliability) : Menunjukkan
seberapa besar sistem dapat diandalkan untuk melakukan suatu proses yang dapat
dipercaya dan dibutuhkan.
b.
Ketersediaan (availability) : Berarti bahwa sistem mudah
diakses oleh user
c.
Keluwesan (flexibility) : Menunjukkan bahwa sistem
mudah beradaptasi dengan memuaskan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan user yang
berubah.
d.
Skedul instalasi (installation schedule) : Terdiri dari periode
waktu antara saat organisasi sadar untuk membutuhkan dan saat sistem informasi
ini diterapkan. Selama waktu ini, analis sistem harus dapat mendesain sistem
terbaik dalam batas waktu yang dibutuhkan.
e.
Umur diharapkan dan potensi pertumbuhan (life expectancy and growth potential)
: Sistem harus didesain sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemakai sistem,
misalnya dikehendaki umur sistem harus paling sedikit 5 tahun dan mampu
bertumbuh bila terjadi perubahan- perubahan yang cukup signifikan.
f.
Kemudahan dipelihara (maintainability)
: Setelah sistem diterapkan, maka sistem harus dipelihara, kemudahan sistem
untuk dirawat tergantung dari desainnya. Untuk mudah dirawat, desain harus
menggunakan nama data dan bahasa pemrograman yang standar, pemrograman
terstruktur dan moduler, konfigurasi sistem yang standar dan dokumentasi
standar yang lengkap.
6. Faktor-faktor
manusia (human factors)
Analis sistem harus mencoba
untuk dapat mendesain sistem yang dapat diterima oleh semua pemakainya, tidak
hanya satu atau dua orang pemakai saja. Untuk maksud ini, sistem informasi
harus dapat bersahabat dengan semua pemakainya, tidak sebaliknya menyulitkan
pemakai. Sistem informasi yang didesain dengan memperhatikan faktor-faktor
manusianya akan didapatkan sistem informasi dengan user interface yang baik dan dapat meningkatkan produktivitas pemakainya.
7.
Definisi Mockup Website
Mockup website merupakan sebuah
rancangan awal dari desain web. Hal inilah yang menunjukkan mockup termasuk
salah satu hal yang perlu dipertimbangkan sejak awal. Mockup bisa dibuat manual
menggunakan softwate pengedit gambar seperti photoshop atau lainnya. Mockup
juga bisa diartikan sebagai prototipe suatu halaman website atau gambar model
yang dibuat secara menyeluruh dan mendetil.
Untuk menghasilkan website yang bagus,
sekiranya Anda perlu memiliki beberapa mockup web. Hal ini mengingat mockup
berfungsi memberi gambaran tampilan desain yang ingin dibuat. Dengan demikian
Anda bisa mendapat pilihan guna mendapat hasil desain terbaik. Selain itu,
prototipe juga diperlukan agar memberi pengalaman fungsional saat akan dicoba.
Sehingga bisa mendapat gambaran lebih jelas tentang website yang bakal dibuat.
8.
Tahapan Membuat Mockup Website
Ada beberapa tahapan hingga akhirnya
bisa mendapat mockup website yang bagus. Dimulai dari membuat sketsa desain,
menggunakan tools online, dan menggunakan software desain grafis. Berikut
uraiannya:
1.
Sketsa Desain
Pembuatan mockup website dapat diawali dengan membuat
sketsa desain. Mula-mula sketsa dibuat di kertas sesuai dengan konsep yang
diinginkan. Ada banyak gaya mockup yang bisa dibuat. Anda pun bebas membuat
mockup sesuai selera atau sesuai dengan tujuan pembuatan website.
Pada contoh mockup website dilihat penataan laman utama
dibuat serapi mungkin. Dibagi menjadi beberapa bagian yang memiliki isi dan
fungsi berbeda. Mulai dari header dengan logo di bagian tengah, konten dalam
bentuk ikon, foto, dan penjelasan singkat, serta footer yang berisi
informasi-informasi yang berhubungan dengan website. Seperti brand, sidemap,
dan lainnya.
2.
Tools Online
Pada pembuatan mockup sebaiknya mempertimbangkan untuk
memasukkan berbagai hal yang dibutuhkan. Sehingga didapat mockup yang dapat
memfasilitasi semua proses. Seperti menggunakan tools online yang dapat memberi
kemudahan.
3.
Software Desain Grafis
Agar bisa membuat mockup yang tidak terbatas, bisa
menggunakan software desain grafis. Dimana Anda bebas menerapkan berbagai macam
warna yang disukai. Hal ini tentu penting terlebih bila pada web Anda ingin
disematkan logo yang memiliki warna spesifik. Warna pada logo Anda tentu tidak
bisa diganti sembarangan hanya karena keterbatasan pada pembuatan mockup
menggunakan software desain grafis. Mockup perlu dibuat sebaik mungkin karena
berfungsi sebagai acuan kerja pada pembuatan web.
0 komentar:
Posting Komentar